Saat mengawali hari mentariku selalu saja mencari celah
agar dapat membiaskan cahayanya yang
berbinar dan seakan membisikkan untuk segera kembali dalam pangkuan selimut tidurku yang menggoda.
Saat diri terbuai dalam alam mimpi,
muncullah ia dalam balutan ringkih selimut kecil nan tipis yang tertutupi kain katun yang
menutupi hampir seluruhnya.
Ia lah mentari kecilku,
di dalam buaiannya kadang membuatku lupa diri dan seakan ia menarikku dalam dunianya. Dan
itu memang yang terjadi dan kamipun berdua menikmati moment itu.
Ia tak pernah kenal lelah untuk selalu menggodaku dan mengajakku untuk asyik menemaninya walau hanya sekadar untuk bermain dan tertawa bersama.
Dan ia pun
bertingkah dengan lucunya saat berusaha ingin menyembunyikan dirinya dalam balik tirai.
Dan sesaat itu akupun was -was. Berusaha menyambut ajakan mainnya dan memperlihatkan wajah cemas dan berkata,
"mana ya Dilla… kok tidak ada.. mana ya"…
lalu ia pun akan memperlihatkan senyumannya dari balik tirai dengan gerakan yang
malu-malu pada mulanya hingga ia memunculkan seluruh wajah imutnya dan dalam sekejap suasana
di ruangan itu pun ikut bergema seakan menyambut ajakan mainnya dan melengkapi permainannya untuk memperlihatkan kesenangan dan kegembiraan karena telah mengabulkan untuk ikut dalam permainannya.
Menikmati
moment tersebut memberikan semangat baru dalam hidup yang
penuh dengan keluh dan kesah tapi semua itu tampaknya luruh oleh senyuman manis dan binar sepasang mata tajam yang indah dan cemerlang.
No comments:
Post a Comment